Kamis, 03 Januari 2013

Menerima Keadaan

Menerima Keadaan

Pengertian dari menerima keadaan adalah apapun keadaan kita sekarang ini haruslah diterima apa adanya , tanpa berkeluh kesah atau bersungut-sungut. 

Manusia dilahirkan di bumi ini dalam keadaan polos dan tidak memiliki kemampuan apapun. Bayi itu mendapatkan kasih sayang dari orang tua dgn diberikan susu, makanan lembut agar menjadi besar dan kuat. Lalu bayi itu mengalami pertumbuhan dari bayi --- anak-anak --- remaja --- dewasa.

Setiap manusia di muka bumi ini akan mengalami masa pencobaan. Pencobaan itu ditujukan kepada manusia agar mereka menjadi kuat dan bertumbuh. Setiap pencobaan mendatangkan berkah dan hikmat agar kita selalu di jalan yg benar dan ingat kepada Sang Pencipta. Sangatlah tidak mungkin apabila seseorang mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengalami pencobaan, karena pencobaan itu pasti datang kepada tiap manusia di muka bumi ini.

Pencobaan itu seperti makanan yg diberikan kepada manusia.  Tidaklah mungkin seorang bayi menjadi dewasa dengan diberikan makanan lembut dan susu saja. Tentunya, bayi tersebut diberikan makanan sesuai dengan umur , misal 0-6 bulan diberi susu saja, 6-12 bulan diberi bubur dan susu atau buah2an (pisang, air jeruk), 1-5 tahun mulai diperkenalkan nasi lembut/nasi tim, nasi dan lauk pauk,dll.

Demikian pula pencobaan yang dialami manusia, tentunya disesuaikan dengan kemampuannya. Tuhan adalah maha tahu dan adil. Dia sangat mengasihi dan menyayangi umatNya. Dia tahu kebutuhan dan keperluan manusia. Tuhan tidak pernah menguji kesetiaan umatNya melebihi dari kemampuan manusia.  Yang menjadi pertanyaan adalah apakah manusia mau menerima keadaan yg ada sekarang ini ataukah tidak? Demikian pula seorang anak meminta roti, apakah akan diberi oleh orang tuanya dengan batu? Apalagi Tuhan merupakan Sang Pencipta, tentu Dia tahu keperluan dan kebutuhan kita.

Kita harus menilai segala keadaan yg kita alami bukan dari sudut pandang EGO (merasa susah, merasa berat, merasa tidak adil, dll) tapi dari sudut maksud dan tujuan dari keadaan yg ada sekarang ini. Misalkan, kita mengalami masa anak-anak dengan disuruh makan sayur mayur oleh orang tua agar kita menjadi sehat. Tapi, pada waktu itu kita mungkin menolak makan sayur mayur karena pahit, tidak enak, dll. Padahal kita tahu bahwa dalam sayur mayur sangat baik buat kesehatan (agar buang air besar menjadi lancar). Namun, dari sudut pandang ego tentulah tidak enak dan pahit. Inilah perbedaan sudut pandang/persepsi yang menyebabkan manusia itu menerima atau menolak keadaan yang dialaminya sekarang ini.

Inti dari uraian di atas adalah kita harus menerima apapun kondisi sekarang ini yg kita alami agar kita menjadi kuat dan mendapatkan berkah yg lebih dari Sang Pencipta. Ibarat seorang bayi agar menjadi dewasa diperlukan makanan lembut, lalu agak kasar dan kasar, atau seorang pelajar agar naik kelas akan diuji oleh guru di sekolah , atau seorang karyawan akan diuji kemampuan akademis dan psikologis agar diterima di suatu perusahaan. Semua ujian / pencobaan itu dimaksudkan agar kita mengalami pertumbuhan iman , hikmah dan pengetahuan, karena setiap kali mengalami ujian akan mendapatkan hikmah yg luar biasa bahwa Tuhan itu maha adil dan maha pengasih/penyayang, serta kita menjadi kuat dan tegar.

Note. 
Pencobaan yg kita alami tidak akan melebihi kemampuan kita dan pencobaan itu mendatangkan berkah yg luar biasa agar kita menjadi kuat, tegar dan bersyukur kepada Tuhan, Sang Pencipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar